Jumat, 09 Maret 2012

PRAMUKA ANTARA MINAT DAN MODERNITAS


APA ITU PRAMUKA?
 Bahasan pertama tentu saja kembali kepada definisi.  Apa sesungguhnya pramuka itu dan untuk apa didirikan. Menurut Wikipedia, Pramuka atau yang disebut dengan Scout Movement adalah gerakan pemuda sedunia yang dimaksudkan untuk mendukung anak-anak muda dalam perkembangan fisik, mental dan spiritualnya sehingga mereka dapat melakukan membangun masyarakat. Pramuka dimulai sejak tahun 1907 dan diprakarsai oleh Robert Baden-Powell, seorang letnan jenderal Inggris. Kegiatan pramuka ditekankan pada kegiatan outdoor yang meliputi berkemah, keterampilan dari kayu, keterampilan dalam air, mendaki gunung dan olahraga. Semua anggota pramuka harus menaati Scout Promise and Law[1] yang setara dengan Tri Satya dan Dasa Dharma di kepramukaan Indonesia.
Gerakan pramuka masuk ke Indonesia semenjak tahun 1912 yang dibawa oleh bangsa Belanda. Awalnya organisasi pramuka pertama bernama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).[2] Kemudian, para pemimpin nasional pun mulai membentuk organisasi pramuka untuk menjadi kader pergerakan nasional. Istilah Padvindery pun dilarang dan munculah istilah Pandu atau Kepanduan. Pada tahun 1961, dikarenakan 80% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 75% adalah petani maka Kwarnas (Kwartir Nasional) Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang pembangunan desa. Pada saat itu, yang menjabat sebagai Kepala Kwarnas adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia.[3]
Berbeda dengan Scout Movement di luar negeri yang memisahkan antara Boy Scout (laki-laki) dan Girl Guide (perempuan), untuk Indonesia, pramuka laki-laki dan perempuan berada di wadah yang sama hanya dengan nomor gugus depan yang berbeda saja. Gugus depan ganjil adalah gugus depan laki-laki sedangkan gugus depan genap adalah gugus depan perempuan. Di luar negeri, pramuka di bagi berdasarkan umur dengan nama yang berbeda (Cub Scout, Boy Scout, Rover Scout) di Indonesia, tingkatan umur dibedakan dengan tingkatan pramuka berupa siaga, penggalang, penegak dan pandega.
Aturan dasar dan kompetensi yang harus dimiliki seorang pramuka tertulis dalam Pancasila, Tri Satya dan Dasa Dharma[4] (untuk penggalang,penegak dan pandega):
TRI SATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
  • Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjalankan Pancasila.
  • Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
  • Menepati Dasa Darma.
DASA DHARMA
Pramuka itu :
  1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
  3. Patriot yang sopan dan kesatria
  4. Patuh dan suka bermusyawarah
  5. Rela menolong dan tabah
  6. Rajin, trampil dan gembira
  7. Hemat, cermat dan bersahaja
  8. Disiplin, berani dan setia
  9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
  10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Tujuan kepramukaan sendiri seperti yang tertulis di website pramuka Indonesia adalah[5] :
Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, social, intelektual dan fisiknya, agar mereka bisa:
  1. Membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda
  2. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda
  3. Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.
KEANGGOTAAN DAN STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA INDONESIA
Hal lain yang menjadi pertanyaan besar bagi saya ketika kecil adalah saya dulu sempat menjadi pramuka siaga ketika kelas 1-3 SD/MI dan sekali naik pangkat dari Siaga Mula menjadi Siaga Bantu dan kemudian ketika saya kelas 4-6 SD/MI saya otomatis menjadi Pramuka Penggalang. Di tingkat Penggalang pun saya hanya sampai pada naik tingkat dari Penggalang Ramu menjadi Penggalang Rakit dan tidak lagi melanjutkan pada Penggalang Terap. Yang membingungkannya lagi, tampaknya tidak ada pencatatan khusus dari pembina saya mengenai kenaikan pangkat saya menjadi penggalang yang lebih tinggi dan pemberian TKK (tanda kecakapan khusus) juga diberikan begitu saja. Apakah ada pencatatannya tentang jabatan kepramukaan dan TKK yang saya dapat? Apa sebenarnya kompetensi yang harus dimiliki dan apakah pengujinya kompeten untuk menguji anak didiknya? Mungkin bagi anak-anak SD yang kerjaannya hanya ‘main-main’ bisa saja standard kompetensi tidak menjadi masalah, tapi bagaimana dengan pramuka-pramuka ditingkat penegak dan pandega? Apakah ada kelanjutannya dan berpengaruhkah hal ini kepada minat anak-anak didik?
Untuk menjawab pertanyaan di atas mari kita kaji ulang mengenai keanggotaan dan struktur organisasi pramuka Indonesia.
Berikut ini skema keanggotaan dalam gerakan pramuka[6]:

Sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka no. 203 tahun 2009, telah diatur tentang pengertian keanggotaan yang dimaksud adalah anggota dalam Gerakan Pramuka.
Anggota Gerakan Pramuka adalah perseorangan warga negara Indonesia yang secara sukarela dan aktif mendaftarkan diri sebagai Anggota Gerakan Pramuka, telah mengikuti program perkenalan kepramukaan serta telah dilantik sebagai anggota.
Anggota Gerakan Pramuka terdiri atas:
a. Anggota Biasa
Anggota Biasa Gerakan Pramuka terdiri atas:
1 1. Anggota muda :
Siaga (7-10 tahun, dengan tingkatan Mula, Bantu dan Tata),
Penggalang (11-15 tahun, dengan tingkatan Ramu, Rakit dan Terap),
Penegak (15-18 tahun dengan tingkatan Bantara dan Laksana),
dan Pandega (18-22 tahun yang akan membentuk satuan di tingkat gugus depan bernama Racana).
2 2. Anggota dewasa : anggota biasa yang berusia di atas 25 tahun.
Anggota dewasa terdiri atas:
a. Anggota Dewasa biasa : anggota dewasa yang masih aktif sebagai fungsionaris dalam organisasi, yaitu: Pembina, Pelatih, Pembina Profesional, Pamong Saka, Instruktur Saka, Andalan dan pembantu andalan, Mabi, Staf/ Karyawan Kwartir.
b. Anggota Mitra : anggota dewasa yang tidak aktif sebagai fungsionaris dalam organisasi
b. Anggota Luar Biasa
adalah warga Negara asing yang menetap untuk sementara Waktu di Indonesia yang bergabung dan aktif dalam kegiatan kepramukaan.
c. Anggota Kehormatan
Adalah perorangan yang berjasa luar biasa terhadap Gerakan Pramuka dan kepramukaan.
Berikut adalah struktur organisasi gerakan pramuka :

Jadi, sesungguhnya struktur organisasi yang ada sekarang sudah cukup baik dan sangat membantu para anggotanya untuk terus berkarya sesuai dengan jenjang umurnya sebagai anak muda. Tingkatan pramuka yang ada dibagi berdasarkan tingkatan umur. Entah sudah naik pangkat atau belum dalam tingkat siaga, setelah umur 10 tahun, seorang pramuka otomatis akan naik menjadi penggalang, sesuai dengan jenjang umurnya karena kompetensi yang berbeda-beda di tingkatan umur yang berbeda.
Kenaikan pangkat sesungguhnya juga bukannya tanpa standard melaikan ada standard kompetensi yang harus diikuti yang disebut SKU (Syarat Kecakapan Umum). SKU adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki setiap anggota pramuka sebagai prasyarat untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum yang berupa kenaikan pangkat (contoh : dari siaga mula menjadi siaga bantu). Selain daripada SKU ada juga Syarat Kecakapan Khusus yang akan mendapat imbalan Tanda Kecakapan Khusus (TKK). TKK sifatnya optional. Tapi bagi saya yang dulu sangat senang pamer prestasi, pengejaran TKK sebelum pelantikan menjadi hal wajib yang perlu dikejar.
Syarat Kecakapan Umum (SKU)
Syarat Kecakapan Umum
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) dan Selempang
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) dan Selempang
MODERNITAS DAN KURANGNYA MINAT AKAN PRAMUKA
 Sekarang, mari kita masuk kepada isu utama tentang berkurangnya minat pemuda-pemudi akan kegiatan kepramukaan seiring dengan berkembangnya zaman. Setiap tahunnya, saya dan keluarga akan pergi ke Klaten dari Jakarta menggunakan jalan darat alias mobil. Sewaktu saya kecil, saya seringkali melihat para pramuka (mungkin tingkatan penegak dan pandega) yang membantu para polisi utnuk mengatur lalu lintas dikarenakan padatnya lalu lintas di saat musim mudik. Seiring berjalannya waktu, saya sudah tidak pernah melihat lagi para anak-anak pramuka ini berkeliaran membantu sana-sini.
Tidak hanya itu, kegiatan pramuka di almamater saya sendiri sudah seperti mati. Dulu, pembina pramuka yang melatih saya sangat kompeten dan memang mengerti mengenai kegiatan kepramukaan dan bahkan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan setingkat Kwartir Cabang atau bahkan Nasional. Mungkin memang pembina pramuka putri bukanlah seorang yang kompeten dan hanya seorang guru yang membantu menjalankan kegiatan kepramukaan, tapi hal tersebut tidak menjadi kendala ketika kami memiliki 3-4 pembina putra yang memang kompeten di bidang ini. Pramuka yang kami jalankan benar-benar sesuai dengan standard kompetensi yang tertulis di SKU dan pelantikan juga dilaksanakan tiap tahun. Setiap anggota yang SKUnya sudah terisi penuh bisa meminta untuk dilantik menjadi pramuka tahap selanjutnya di hari pelantikan yang sudah ditentukan yaitu ketika PERSAMI tahunan. Kami juga banyak mengikuti Jambore dan PERSAMI di tingkat nasional. Kami pun mengikuti beberapa lomba setingkat Kwartir Ranting dan Kwartir Cabang. Berbeda dengan pramuka yang saya liat sekarang ada di almamater saya. Mereka cenderung hanya diajari tali-temali, baris-berbaris dan menyanyi lagu-lagu hymne sehingga popularitasnya menurun dan digantikan dengan kegiatan lain yang dirasa lebih bermanfaat seperti Dokter Kecil atau les-les musik dan menyanyi.
Modernitas juga seakan sudah menelan asyiknya kegiatan pramuka. Dulu saya yang sangat senang akan berinteraksi dengan alam bebas, benar-benar senang setiap hari sabtu datang. Bukan karena sekolah yang hanya setengah hari (dulu sekolah masih dilaksanakan 6 hari dalam seminggu) tapi karena sorenya kami akan melakukan kegiatan pramuka. Menurut saya kala itu, bisa hidup di alam liar betul-betul keahlian yang sangat diperlukan dan menurut bahasa anak muda sih, keren banget. Kami juga belajar disiplin dengan latihan baris-berbaris serta kekompakan tim dengan berbagai aksi tongkat yang kami lakukan. Kami juga belajar dasar pertolongan pertama serta tinggal di alam liar.
Menurut saya juga, generasi zaman sekarang cenderung manja dan tidak bisa dilepas seandainya ada keadaan darurat. Saya yang sejak kecil terbiasa tidur di tenda dan lantai, tidak punya masalah ketika harus berpergian sana-sini dan harus tidur di kondisi apapun. Banyak teman saya yang menurut saya terlalu manja yang harus tidur di atas kasur atau tidak bisa tidur di kendaraan. Lucunya lagi, anak-anak zaman sekarang terlalu bergantung pada teknologi. Pernah suatu ketika saya bepergian dengan teman-teman dengan mobil di Irlandia. Untuk saya, membaca peta dan menghapal arah jalan sudah menjadi hal yang biasa. Lucunya, teman-teman saya lebih percaya pada GPS. Perjalanan yang harusnya hanya memakan waktu setengah jam menjadi tiga kali lipat lamanya karena percaya pada GPS. Saya sempat takut karena GPS bukan megarahkan pada jalan antar kota yang cukup ramai tapi malah membawa kami ke desa-desa yang tidak jelas. Untung saja waktu itu GPSnya terus berfungsi satu setengah jam non-stop dan tidak mati seperti waktu kami pergi.
Sejujurnya menurut data sensus tiga tahunan WOSM (World Organization of Scout Movement) 2010, Indonesia masih menjadi negara dengan jumlah pramuka tertinggi sedunia yaitu sejumlah 17,100,000 orang dan saya belum menemukan data berarti mengenai berkurangnya anggota pramuka secara signifikan dari tahun ke tahun. Namun pergeseran opini masyarakat mengenai pramuka terutama di Jakarta sangatlah nyata[7][8].
Menurut pengamatan saya dan beberapa pendapat teman-teman, kurangnya minat anak-anak muda zaman sekarang akan pramuka disebabkan oleh beberapa hal :
  • Pramuka hanyalah ajang menyanyi dan main tali temali.
Yup, ini pendapat banyak orang mengenai keadaan pramuka zaman sekarang. Banyak sekali sekolah-sekolah yang mengadakan kegiatan ekstra-kurikuler pramuka namun dengan pembina yang kurang kompeten. Hal ini mengakibatkan kegiatan yang ada tidak lagi berdasarkan pada kompetensi yang tertulis di SKU tapi hanyalah kegiatan senang-senang dan bermain dengan alam. Pramuka sesungguhnya mengajarkan KETERAMPILAN yang tidak diajarkan di sekolah seperti morse, semaphore, sandi dan juga P3K. Seorang pembina pramuka yang dulunya juga menjalani pramuka sampai tingkat pandega akan memiliki kompetensi yang baik dan bisa meneruskannya. Kebanyakan ekskul pramuka terutama di Jakarta tidak dibina oleh seorang pembina yang kompeten dan bersemangat menanamkan nilai kepramukaan pada anak didiknya.
  •  Kurangnya semangat para pembina dan orang tua untuk membawa anak didik ke ‘alam liar’.
Kebanyakan orang tua jaman sekarang sangat ‘over-protective’ terhadap anak-anaknya. Orang tua jarang membiarkan anaknya untuk pergi berkemah dalam kelompok dan sangat takut anaknya nati akan sakit karena tidur di luar selama beberapa hari. Saya dulu juga teringat ketika masa-masa kelas 4 SD/MI ikut berkemah ke sana kemari. Ibu sangat khawatir dan membawakan barang macam-macam yang menurut saya berlebihan. Kadang saya minta saran kepada ayah akan barang apa saja yang dibutuhkan sehingga barang-barang akan lebih ringan. Ayah senang mengajarkan anaknya hidup prihatin dan seadanya sehingga siap menghadapi segala kemungkinan terburuk. Ketika berkemah, ternyata apa yang ditakutkan orang tua saya tidaklah seseram yang dibayangkan. Pembina mengajarkan bagaimana bertahan hidup ketika di alam liar termasuk menggunakan tongkat untuk bermacam-macam keperluan ketika memanjat gunung. Mulai dari menjadikan tongkat sebagai alat bantu jalan, sampai menggabungkan beberapa tongkat menjadi satu dengan simpul tertentu untuk membangun jembatan atau tenda kecil.
Kadang hal ini juga bukan hanya sepihak dari orang tua tapi dari guru itu sendiri. Karena pembinanya kurang kompeten, biasanya mereka akan takut untuk membawa anak-anak ke alam bebas karena sang guru sendiri tidak punya bekal cukup untuk survival atau berkemah. Mereka takut kena damprat orang tua kalau-kalau terjadi sesuatu yang salah ketika berkemah. Semangat kepramukaan yang kurang kuat dalam diri pembina membuat pembina ragu-ragu untuk membawa anak-anak berkemah ke dunia yang agak sedikit liar. Paling juga mengajak anak-anak ke bumi perkemahan yang reputasinya jauh lebih baik.
Ada masalah lagi yang muncul dari bumi perkemahan. Seorang teman saya sempat kapok mengikuti pramuka karena pernah ikut berkemah di Bumi Perkemahan Cibubur. Di sana banayk orang berjualan dan menjadikan berkemah tidak lagi mengasyikkan karena kurangnya paparan dengan alam liar. Belum lagi Bumi Perkemahan Cibubur tidak hanya dipakai untuk berkemah tapi juga dijadikan tempat untuk kongser dangdut dan hajatan. Hal ini membuat bumi perkemahan tidak lagi layak sebagai sarana membantu anak-anak pramuka punya potensi belajar keterampilan di alam liar.
  • Tidak perlunya keterampilan di alam liar karena bantuan alat-alat modern.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, di zaman modern ini, anak-anak cenderung malas pergi keluar dan mencari petualangan di luar rumah. Adanya PlayStation, Nintendo Wii, PC membuat anak-anak merasa senang terkurung di rumahnya sendiri. Anak-anak zaman dulu yang senantiasa mengadakan eksplorasi ke hutan-hutan sudah tidak ada lagi. Mendapatkan High-score di online game menjadi jauh lebih menarik ketimbang eksplorasi harta karun di kebun-kebun dekat rumah. Keterampilan untuk membangun tenda dan menggunakan berbagai sandi dan simpul yang dulu saya anggap keren sudah dianggap ketinggalan zaman. Signifikansinya juga sudah berkurang karena anak-anak cenderung malas pergi ke alam liar dan berkurangnya hutan-hutan yang menarik untuk dikunjungi karena adanya penebangan liar dan pengubahan hutan-hutan dekat kota menjadi pemukiman. Kecuali ada kecelakaan pesawat parah dan anda terdampar di suatu pulau tanpa sinyal handphone mungkin keterampilan itu baru akan digunakan.
  • Kurangnya pemahaman tentang arti pramuka secara menyeluruh.
Memang kegiatan pramuka pada dasarnya adalah keterampilan di alam liar dan berbagai macam keterampilan fisik lainnya. Ya benar, untuk tingkat siaga dan penggalang. Harusnya penanaman nilai pramuka ini sudah ditanamkan dari sejak tingkat siaga bahwa pramuka nantinya juga akan meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan juga meningkatkan kesadaran sosial. Pramuka juga membantu sesama, mengadakan event-event dan juga melaksanakan bakti sosial. Hal ini yang rasanya kurang ditanamkan kepada anggota-anggota pramuka. Ketika saya menjabat sebagai pramuka penggalang saya sudah ikut dua kali bakti sosial ke desa tertinggal. Kami menyumbang dana dan pakaian ke masyarakat sekitar dan membatu pekerjaan mereka. Kami menginap selama beberapa hari di rumah penduduk sekitar. Makan bersama mereka, bekerja bersama mereka dan tidur di rumah mereka yang sangat sederhana. Sungguh pengalaman seorang pramuka yang sesungguhnya tidaklah hanya bermain tali-temali atau menyanyi saja.
  • Adanya banyak kegiatan lain yang lebih spesifik dalam meningkatkan keterampilan.
Pramuka, nama yang sungguh kurang menjual jika dibandingkan dengan Palang Merah Remaja yang jelas-jelas belajar Pertolongan Pertama atau Pecinta Alam yang jelas-jelas melakukan kegiatan memacu adrenalin seperti arung jeram dan panjat tebing. Pramuka memang menjual sesuatu yang menyeluruh. Mendidik anak-anak muda untuk menjadi seorang yang utuh secara jiwa,raga dan spiritual. Tidak hanya orang yang kuat secara fisik, tapi juga memiliki empati dan sifat rela menolong. Tapi kemampuan yang dibangun itu lebih cenderung kepada soft skill yang mungkin kurang terlihat wujud nyatanya. Tidak heran banyak orang tua atau anak-anaknya sendiri menganggap pramuka tidak lagi relevan dan enggan mengikuti kegiatan pramuka.
  • Tidak adanya sertifikasi dan pengakuan dari pihak terkait.
Sertifikasi yang didapat dari pramuka hanyalah dengan satu jahitan yang terdapat di baju yang menjadi TKU dan TKK. Tidak ada pencatatan khusus tentang siapa yang sudah menjadi pramuka tingkat apa dan dimana. Kebanyakan institusi (sekolah dan perusahaan) juga tidak menganggap pramuka sebagai suatu hal yang bisa dipandang lebih untuk mendaftar sekolah atau pekerjaan. Karenanya adanya pencatatan, sertifikasi dan quality assurance dari kegiatan pramuka mungkin akan meningkatkan minat anak-anak dan orang tua untuk mengikutsertakan anaknya dalam kegiatan kepramukaan ini.

Kamis, 01 Maret 2012

Kenakalan Remaja, Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan

Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak dalam kenakalan remaja.

Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah kami bertindak Lantas apa hubungan profesi orang tua dengan dengan anak-anaknya, apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian ?.

Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.

Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.

Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?

Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja tersebut untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan ke dalam kenakalan remaja.

Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua

Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.

Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.

Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.

Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.

Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.

terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.

Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita para remaja belia, dengan selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja, semoga.



Minggu, 19 Februari 2012

PENDIDIKAN BUDAYA DAN BERKARAKTER

Sekarang dunia pendidikan kita sedang heboh dengan slogan Pendidikan berkarakter. Saya sendiri telah mendengar dan sempat membaca beberapa blog pendidik yang membahas pendidikan berkarakter di Indonesia. Menakjubkan sebenarnya, karena ide pendidikan berkarakter sudah ada sejak lama sekali, sedangkan Indonesia baru terbelalak matanya diseputaran tahun 2007 [rujukan]. Dan di tahun 2010/2011, meski sangat terlambat, Kementerian Pendidikan Nasional kembali menggiatkan wacana pendidikan berkarakter untuk menuntaskan peliknya masalah pendidikan di Indonesia.
Seakan gagap dan terlena, ketika Pendidikan berbasis budaya berkarakter bangsa disisipkan ke kurikulum dan silabus, sebagian pendidik kita kelabakan untuk menentukan pengertian karakter itu sendiri. Kegamangan guru-guru dalam menerapkan materi pelajaran yang disisipi pembentukan karakter siswa-siswi didiknya merupakan potret nyata bahwa selama ini pendidikan di Indonesia hanya pandai mencerdaskan otak, namun gagal dalam membentuk siswa yang berkarakter.
Fenomena yang menarik adalah ketika dunia pendidikan asyik menciptakan siswa-siswi cerdas dengan memberikan beban pelajaran super berat dan banyak, padahal dengan beban pelajaran yang tinggi, energi guru dan siswa terbuang percuma karena mereka sadar hanya 5 – 10 % siswa saja yang mampu mengikuti pelajaran dengan baik.
Hal ini tentu menjadi bumerang bagi dunia pendidikan Indonesia karena jelas-jelas mengabaikan 90% siswa dengan kemampuan dibawah rata-rata dan dianggap tidak memiliki nilai akademis tinggi. Bahwa dikatakan bumerang karena siswa dengan nilai akademis rendah dan sedang menempati porsi terbesar di negara Indonesia, maka yang terjadi adalah pendidikan Indonesia menciptakan jurang dikotomi terhadap hak-hak pendidikan yang layak bagi 90% komunitas ini.
Kebalikan dari negara Jepang, pendidikan di Indonesia justru menyiapkan seluruh siswa-siswi kita menjadi ahli pemikir dan ilmuwan. Sedangkan di Jepang, mereka sadar bahwa tidak semua siswa itu cerdas dan memiliki potensi yang sama. Kecerdasan bukan hanya potensi akademik, tapi ada beraneka ragam dimensi kecerdasan yang sifatnya konkrit, seperti ketrampilan, seni, olahraga dan kegiatan non akademik lainnya.
Kenyataan bahwa hanya ada 5-10% manusia cerdas ditiap negara membuat Jepang mempersiapkan pendidikan berkarakter untuk membentuk 90% siswa-siswinya yang merupakan penduduk mayoritas. Walhasil, negara Jepang kini menjadi negara maju dan disiplin bukan karena kecerdasan semata, tetapi karakter kuat dari penduduk mayoritas yang telah digembleng dalam masa pendidikan. Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Mengaca dari Program Pendidikan dari masa Orde Lama hingga sekarang, belum ada tanda-tanda perubahan berarti dari Pemerintah dalam mempersiapkan siswa-siswi kita menjadi manusia berkarakter kuat. Contoh konkrit salah satunya masih digunakan Ujian Nasional sebagai tolak ukur penilaian hasil belajar. Yang menjadi pertanyaan, karakter apa saja yang cocok untuk ditanamkan pada siswa-siswi kita?
Menurut UU no 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter bangsa yang bermartabat. Ada 9 pilar pendidikan berkarakter, diantaranya adalah:
  1. Cinta tuhan dan segenap ciptaannya
  2. Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian
  3. Kejujuran /amanah dan kearifan
  4. Hormat dan santun
  5. Dermawan, suka menolong dan gotong royong/ kerjasama
  6. Percaya diri, kreatif dan bekerja keras
  7. Kepemimpinan dan keadilan
  8. Baik dan rendah hati
  9. Toleransi kedamaian dan kesatuan
Nah, ke-9 karakter itulah yang dapat Bapak dan Ibu guru sisipkan dan kembangkan dalam tiap pembelajaran dikelas. Untuk memperjelas pengembangan budaya dan karakter bangsa, Bapak Ibu dapat melihat contoh nilai dan deskripsi pada penjabaran berikut ini.
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
NILAI
DESKRIPSI
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama  yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan  tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari  sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama  hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komuniktif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15.  Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga menjadi pencerah dalam menciptakan siswa-siswa berkarakter kuat dan amanah.

Kamis, 16 Februari 2012

Peran Generasi Muda Dalam Keberlangsungan Pendidikan Islam

Pendahuluan
Tanpa kemampuan dan kesediaan membuka diri untuk berdialog dengan dunia ilmiah, pemikiran pendidikan Islam akan terus berhadapan dengan dilema berkepanjangan. Bagaimanapun, pemikiran pendidikan Islam adalah wilayah murni ilmiah sekaligus kultural. Ketertutupan pemikiran akan menimbulkan anomali-anomali yang datang sahut-menyahut dengan setiap dinamika yang berkembang. Jika demikian halnya, maka pendidikan Islam yang secara ideologis sebenarnya mengajak kepada pengenalan terhadap diri sendiri, kemudian menempatkan teori pendidikan yang lahir dari kawasan Barat sebagai referensi utama. Mengambil referensi dari Barat tidak berarti salah, tetapi apabila menjadikannya utama itu yang tidak benar. Padahal nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam sangat luar biasa karena didalamnya mencangkup pembahasan yang melangit sekaligus membumi.
Saat ini dunia pendidikan Islam sedang menghadapi situasi yang dilematis, yang melahirkan sikap ambivalensi dalam menyusun konsep mengenai berbagai aspek pendidikan Islam, khususnya dasar kefilsafatan, tujuan, metode, dan kurikulum. Pendidikan Islam yang ada terkesan kurang memberi peluang pengembangan daya kritis dan kreativatas sebagai sikap ilmiah. Pendidikan Islam dipandang hanya sebagai penataran utamanya menerangkan tentang teori, tetapi miskin nyata.
Oleh karena itu, pemberdayaan dunia pendidikan islam saat ini merupakan perihal yang niscaya adanya. Ditengah arus globalisasi yang semakin trengginas ini, pendidikan islam diharapkan mampu menjadi jalan alternatif. Disamping pendidikan Islam adalah sebagai bagian manusia dalam menemukan siapa sesungguhnya diri atau pribadinya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan intelektual dan ulama dari mesir, Mohammad al-Ghazali, Pendidikan Islam diharapkan mampu melaksanakan transformasi nilai dalam rangka persosialisasi dalam masyarakat dan lingkungan. Dengan pemberdayaan pendidikan Islam, umat Islam akan mampu menjadikannya bekal untuk terus menuju kepada penyampurnaan dirinya, yang darinya akan mampu digunakan untuk mengaruih kehidupan dengan segala pernik dan dinamikanya. Disamping itu, pendidikan Islam ini nantinya akan mampu berperan besar ketika berhadapan dengan masyarakat yang majemuk, termasuk di Indonesia.
Untuk bahasa lebih jauh tentang pendidikan Isalam, ada baiknya kita mencoba melayani apa pendidikan itu. Pendidikan Islam sendiri mempunyai banyak penafsiran, diantaranya diungkapkan Ahmad D. Marimba. Dia menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani-rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju pada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam. Sementara itu, Syahminan Zaini dalam bukunya, prinsip-prinsip dasar konsepsi pendidikan Islam, menyatakan bahwa definisi pendidikan Isalam adalah usaha mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran Islam agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia. Muhammad Athiyah al-Abrasyi juga memberikan pengertian yang berbeda terkait dengan pendidikan Islam. Menurutnya, pendidikan Isalam (al-tarbiyah al-Islamiyah) adalah untuk mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, dan manis tutur katanya, baik dengan lisan maupun tulisan.
Sikap terhsdap Perkembangan Pendidikan di Indonesia
Pendidikan merupakan pranata dalam kehidupan manusia untuk menemukan siapa dirinya atau eksistensinya. Dengan pendidikan ini, diharapkan ada kemajuan yang di capai manusia pada kelangsungan kehidupannya. Kemudian, untuk salah satu fenomenanya yang seharusnya di jawab dalam keberlangsungan ini adalah dengan mencoba menghapus dinamika perkembangannya. Sudah jadi wacana umum bahwa dinamika pendidikan kita telah menjadi sesuatu yang menarik untuk selalu dikaji dan ditelaah terus-menerus.
Melihat fenomena diatas, tidak cukup hanya dengan retorika, harus ada yang dijadikan patokan untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara yang rakyatnya cerdas dan makmur. Adapun untuk mewujudkannya, bisa dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, termasuk bagaimana proses atau penangananny. Proses ini akan memakan waktu yang tidak sebentar. Hal ini dikarenakan pergerakan manusia Indonesia yang sangat beragam, ditambah dengan perkembangan dunia dewasa ini.
Arah baru pendidikan untuk Indonesia diharapkan mampu menjawab setiap persoalan yang menghimpit. Arah ini adalah semacam cermin atau harapan terhadap pendidikan yang berkembang di Indonesia, termasuk pendidikan Islam. Pendidikan Islam sendiri merupakan pendidikan yang menitikberatkan kepada pembentukan moral yang mewujud prilaku dalam keseharian denagan dampaknya yang baik.
Para pemerhati pendidikan Islam saat ini sedang berfikir keras agar Pendidikan Islam di Indonesia mampu menjadikan pendidikan sebagai salah satu solusi dari kemelut yang di hadapi bangsa ini. Mereka banyak melakukan eksperimen untuk mengimplementasikan berbagai gagasan tersebut. Dari hasil perenungan dan eksperimen mereka, Lahirlah gagasan untuk melakukan reformasi sekaligys reformulasi terhadap dunia pendidikan Islam di Indonesia. Gagasan tersebut adalahdengan mengintegrasiakan semua nilai-nilai keilmuan dalam pendidikan, dan diharapkan output-nya nanti berupa generasi yang selalu tanggap terhadap persoalan dan fenomena yang sedang di hadapi bangsa ini.
Harapan terhadap Pendidikan Islam datang dari para pemerhati dan intelektual muslim. Seperti Seyyed Hossein Nasr yang meyakini keharusan adanya sistem pendidikan yng melahirkan filsuf, ulama, dan intelektual sebagaimana pada abad-abadpertama sesudah masa kenabian Muhammad SAW. Fazlur Rahman juga secara lebih eksplisit menjelaskan perkembangan praktek pendidikan berpola di kalangan komunitas pemeluk Islam hingga pada masa dikalangan pemeluk Islam dikenal sebagai jaman keemasan. Namun demikaian, baik Nasr atau Rahman tidak menyinggung perkembangan konseptual pendidikan bagi pemeluk, khususnya elite muslim. Akan tetapi, harapan yang tergambar dalam argumentasi dua tokoh diatas perlu diapresiasi sebagai bahan untuk membuat formula baru pendidikan Islam.
Secara teriotik suatu tindakan soaial yang terlembaga seperti halnya pendidikan bisa di cari dasar-dasar pemikiran teoretik dibelakangnya. Sayang, dunia akademik di lingkungan Islam, seperti IAIN atau UIN, dan fakultas Tarbiyah belum menjadikan sejarah sebagai bahan dasar untuk menemukan data praktik dan dasar pemikiran kegiatan pendidikan Islam di masa awal perkembangan dan masa-masa modern. Dari sejarah ini akan terlihat bagaimana pendidikan dikalangan Islam terus di harapkan pada pilihan-pilihan prgmatis, teoretik, dan teologis yang tidak mudah.
Selanjutnya, dunia pendidikan Islam terus-menerus mengkritik pendidikan model lain sebagai sekular. Pada saat yang sama dunia pendidikan Islam tidak berdaya, kecuali harus menjadikan kerangka teoretik dan filosofi pendidikan sekular itu sebagai alasan pembenar berbagai pemikiran dan pratik pendidikan bagi pemeluk Islam. Studi Islam (Islamik Studies) dan pemikiran Islam pun bersikap kurang lebih serupa ketika menyatakan diri sebagai disiplin bebas dari intervensi pemikiran sekular, pada saat yang sama juga tidak berdaya kecuali memakai tesis-tesis bahkan juga pola pemikiran yang di cap sekular, helenis, dan tidak Islami itu sendiri.
Tentang Pendidikan Model Madrasah
Kata “Madrasah” berasal dari bahasa Arab, yang dalam kata Indonesia diterjemahkan “Sekolah”. Madrasah mengandung arti tempat atau wahana anak mengenyam proses pembelajaran. Maksudnya, anak menjalani proses belajar secara terarah, terpimpin dan terkendali dilembaga yang bernama Madrasah. Oleh karena itu, secara teknis digambarkan bahwa proses pembelajaran secara formal tidak berbeda dengan sekolah umum. Hanya secara kultural, terhadap konotasi spesifik yang dimiliki madrasah dan tidak dimiliki oleh sekolah umum. Oleh karena itu, dalam lembaga ini peserta didik memperoleh pengajaran tentang agama dan keagamaan sehingga dalam konteks ke-Indonesia madrasah di identikan dengan sekolah agama. Pengertian madrasah ini juga disebutkan dalam Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 2 Tahun 1989, yakni madrasah adalah sekolah umum yang berciri khas Islam.
Pada dasarnya, sistem pendidikan madrasah merupakan produk kreativitas intelektual muslim dan agamawan sebagai bentuk pembaharuan atas lembaga pendidikan Islam yang ada sebelumnya. Tujuan agar dapat menjawab tantangan dan tuntutan yang makin kompleks, mendesak dan tidak dapat dihindari lagi. Era globalisaasi menuntut “Kemampuan Bersaing” dari Sumber DAya Manusia (SDM, yang dalam hal ini output madrasah. Oleh karena itu, perlu untuk dirumuskan visi madrash,yakni madrasah sebagai “sekolah plus” yang berkualitas, berkarakter, dan mandiri. Madrash plus adalah madrasah yang menyiapkan anak didik mampu dalam sains dan teknologi, namun tetap dengan identitas keIslamannya.
A. Malik Fadjar mengungkapkan, apapun perubahan-perubahan yang di inginkan adalahkebijakan-kebijakan yang mengembangkan madrash dengan mengakomodasi tiga kepentingan, yakni; Pertama, bagaimana kebijakan itu pada dasarnya harus memberi peluang ruang tumbuh yang wajar bagi aspirasi utama umat Islam. Dalam hal ini madrasah sebagai wahana untuk membina ruh dan praktik hidup secara Islami. Madrasah diharapakn dapat melahirkan generasi pelajar yang tafaqquh fi al-din dengan makna yang sebenarnya. Kedua, bagaimana kebijakan itu memperjelas dan memperkokoh keberadaan madrasah sebagai ajang membina warga negara yang cerdas, berpengetahuan, berkepribadian, serta produktif, sederajat dengan sistim sekolah yang lain. Ketiga, bagaimana itu bisa menjadikan madrasah dapat merespon tuntutan masa depan agar output-nya mampu melahirknan SDM yang memiliki kemampuan berkarya secar kreatif dalam memasuki era globalisasi, industrialisasi dan informasi.
Pertimbangan dalam pengembangan madrash tentu ada dua hal vital yang harus di pegang oleh sistem pendidikan madrash. Pertama, madrasah sebagai institusi pendidikan harus dikembalikan kepada dan untuk kepentinagn masyarakat. Interaksi-produktif madrasah dan masyarakat harus dibinasecara baik dan berkesinambungan ke arah tujuan yang disepakati bersama, yaitu mewujudkan diri sebagai School Based Community (Sekolah Berbasis Masyarakat). kedua, madrasah sebagai institusi pendidikan yang berprestasi sebagai pengawal jalannay integrasi keilmuandi dalam Islam. Arah akomodas-integratif antara ilmu agama dan umum, kemudian menjadikan pendidikan Islam, meminjam istilah Azyumardi Azra, sebagai Academic Excellene, yakni keunggulan bidang keilmuan. Pendidikan madrasah yang memiliki kompetensi Academic Excellene sedikitnya bisa dilihat dari kaidah bahwa semakin besar kemungkinan madrasah untuk menyampaikan lulusnya pada posisi-posisi strategis dalam masyarakat., maka semakin besar arus peserta didik untuk masuk ke madrasah itu.
hal terpenting dalam pembangunan Academic Excellene (Sebagai Orintasi Pembangunan Madrasah) didalam kepemimpinan dan proses pembelajaran adalah orientasi sistem layanan, pembangunan kultur sebagai jiwa yang memberikan kesadaran dan makna pendidikan, pembelajaran kolaboratif yang mendorong suasana kebersamaan dan saling mendukung serta dilakukan evaluasi berkesinambungan sehingga mampu membentuk civic culture dan social lesrning seperti yang diharapkan.
Kecenderungan dewasa ini memberikan nuansa positif bagi madrasah, yakni dikalangan kelas menengah muslim banyak yang memasukan anak-anaknya ke madrasah. Pilihan ini sungguh rasional karena sekolah ummum dinilai kurang memenuhi keinginan mereka. Madrasah, dengan adanya kecenderungan tersebut, harus mampu menawarkan diri, sebagai lembaga pendidikan alternatif sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dengan pembenahan diri dealam kualitas secara internal. Hal itu untuk mewujudkan Academic Excellence dengan madrasah sebagai sekolah umum, plus ciri khas keislamannya. Oleh karena itu, semakin besar tuntutan akan mutu pendidikan, madrasah yang hanya berjalan ditempat dan denagan apa adanya serta tanpa disertaikomitmen dari elemen yang ada didalamnya terhadap mutu dan keunggulan, setahap demi setahap akan ditinggalkan orang. Dinamika ini bukan bertujuan untuk menyingkirkan salah satu instansi pendidikan, melainkan sebuah ajang kompetensi.
Tentang Pendidikan Model Asrama
Selanjutnya, untuk menciptakan pendidikan yang bertujuan membangun karakter anak bangsa yang tangguh, program membangun asrama siswa atau mahasiswa, setidaknya perlu untuk mendapat tanggapan. Dengan adanya asrama tersebut, para pencari ilmu ini akan memperoleh bimbingan dan pengawasan lebih intensif. ini bukan pengekangan, tetapi sebagai salah satu usaha membangun karakter manusia. Mengingat para siswa, khususnya mahasiswa sangat menjunjung tinggi apa yang mereka sebut idealisme.
Sebagaimana dikemukakan oleh pimpinan pondok putri Gontor beberapa waktu lalu ketika menjadi panelis pada diskusi ilmiah tentang pendidikan bersama dengan pakar pendidikan Prof. Dr. Djohar Effendi dan pemerhati pendidikan yang sekaligus sebagai penulis buku laris, Hernowo di University Center (UC) UGM. Menurutnya, dengan pembentukan asrama ini, bakat mereka juga akan terasa maksimal, serta diimbangi dengan nuansa yang lebih harmonis. Oleh karena itu, salah satu kelebihan asrama adalah terorganisasinya setiap kegiatan, dan ini sangat membantu anak didik dalam masa pancarobayan. Disamping itu, mereka akan lebih peka terhadap setiap pergerakan manusia disekitarnya karena mereka seolah mendapatkan keluarga batu. para pencari ilmu yang datang dari jauh atau bahkan dari luar daerah ternyata ada yang senasib sepenanggungan seperti mereka.
Semua sepakat bahwa sekarang merupakan arena kompetiei yang sangat keras, di samping itu karena memang sedang tumbuh-suburnya paham modernisasi, yang tidak hanya dalam pemikiran, tetapi juga dalam sikap dan perilaku. Fenomena ini tentunya akan berdampak terhadap pendidikan Islam. Dengan demikian, urgensi pembentukan asrama sangat menemukan tempatnya disini. Peta arah perkembangan pendidikan Islam pun akan bisa bermula dari sini pula.
Sekaligus dengan modernisasi, A. Qodry Azizy yang mengutip pendapat akbar S. Ahmed mengatakan, istilah modernisme ini biasanya diberi definisi dengan fase sejarah dunia yang paling akhir, yang di tandai dengan kepercayaan terhadap sains, perencanaan, sekularisme, dan kemajuan. Sementara itu, modernisasi merupakan suatu proses untuk menjadikan sesuatu itu menjadi modern. Menurut inkeles dan smith bahwa secara elemen esensial merupakan industrialisasi yang selalu dirasakan sebagai model kapitalis.
Dengan sedikit gambaran diatas, ternyata modernisasi yang berkembang sekarang sangat perlu untuk dibangun benteng agar peserta didik, baik siswa maupun mahasiswa tidak mudah terjebak dan masuk kedalamnya dengan tanda bekal, yang nantinya mereka akan terombang-ambing karenanya. Dengan demikian, pengoptimalan peran asrama, juja berfungsi sebagai salah satu cara membendung dampak negatif modernisasi itu agar tercipta generasi yang mampu memberi warna terhadap setiap perubahan jaman dan yang lebih penting mampu berperan untuk menjadi tumpuan kemajuan.
Saat ini masyarakat sedang mengalami perubahan dalam cara mereka memendang kehidupan. masyarakat sekarang berada dalam proses yang sekarang secara simultan ada pada mereka, yaitu globalisasi, indiviualisme,revolusi gender, pengangguran dan resiko global karena krisis lingkungan dan krisis moneter seperti yang bermula pada tahun 1997 kemarin, sebagaimana dikatakan H.A.R. Tillar. Dengan demikian, peran asrama juga bisa dijadikan salah satu pranata untuk menghalau dampak-dampak negatif tersebut.
Arah pendidikan Islam di Indonesia saat ini telah mengalami beberapa kemajuan, diantaranya dengan di berlakukannya UU Guru dan Dosen mulai 6 desember yang lalu. Hal ini menandakan diakuinya peranan pendidik, atau pendidikan pada umumnya. Diharapkan dengan ini mampu memajukan dunia pendidikan yang saat ini semakin banyak tantangannya. Pendidikan ditantang untuk mampu mengembangkan potensi anak didiknya agar mampu memberi manfaat lebih banyak kepada masyarakat.
Pendidikan Islam tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan potensi individu menuju kebehagiaan masyarakat ataupun sebagai pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda, tetapi pendidikan juga berpotensi untuk mendidik kedua aspek dalam diri manusia, yaitu jasmani dan ruhani. Dengan pendidikan jugalah manusia dibedakan dengan hewan. Hewan juga belajar, tetapi didasarkan pada insting, sedangkan bagi manusia, belajar merupakan rangkaian kegiatan pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti.
Fenomena Sekolah “Plus”
Sekolah plus merupakan program pembelajaran yang bertujuan memberikan alternatif terhadap dinamika kependidikan di Indonesia pada umumnya. Pada bagian ini, sekolah-sekolah Islam juga ikut berperan dalam p0embangunannya. Justru, sekarang banyak sekolah Islam Plus yang lebih maju dari pada sekolah negeri.
Dinamika semacam ini sangat menarik untuk dijadikan telaah. Kelihatannya masyarakat sudah makin menganggap penting terhadap dunia pendidikan. Ada pola pikir dan pola sikap yang saat ini merasuk ke dada para orang tua. mereka sudah sampai pada keyakinan bahwa pendidikan harus di beriakn pada anak cucu mereka agar kelak menjadi lebih pandai dan lebih bahagia dari pada orang tua mereka. Setidaknya demikian yang ingin dicapai masyarakat indonesis saat ini, khusus untuk pendidikan Islam yang menggunakan label Plus. mereka sengaja memasukan beberapa materi tambahan terhadap kurikulumnya, diantaranya dengan program mengaji rutin, kenal alam, jalan-jalan wisata, dan diskusi terbuka.
Hal yang demikian ternyata sangat digemari anak didik sehingga perkembangan model pendidikan ini bukan tidak mungkin akan menjadi favorit di kemudian hari. Dengan demikian, dapat dibuat sedikit kesimpulan bahwa arah pendidikan sekarang sedang mengalami kemajuan di berbagai bidang karena tidak hanya berkecimpung pada wacana formalistik, tetapi juga membawa sugesti terhadap yang substantivistik. Hal ini tentunya sangat menggembirakan sebab di saat pergerakan dunia kearah kemajuan dan globalisasi yang tidak dapat di bendung arus pengaruhnya, negatif dan positif, ternyata pendidikan memberikan sumbangan yang sangat di perlukan.
Makin kuatnya budaya untuk mendapatkan pendidikan yang layak, patut mendapatkan dukungan dari banyak pihak, seperti masyarakat, orangtua dan peran pemerintah. Supaya kinerja yang ada dalam pendidikan ini tidak di monopoli oleh segelintir oknum, tetapi dirasakan oleh banyak kalangan, khususnya kalangan miskin yang selama ini didiskreditkan keberadaan mereka.
Dalam rangka mewujudkan Sekolah Plus, Humanisasi pendidikan merupakan hal yang niscaya untuk di aktualisasikan. Hingga kini konsepsi dasar pendidikan masih berkisar pada faktor mana yang paling signifikan bagi tumbuhnya kepribadian ideal diantara kondisi asli yang dibawa siswa sejak lahir dan lingkunga, dimana siswa itu tumbuh menjadi manusia dewasa. Sebagian pendapat menyatakan fokus pertama yang lebih menentukan sehingga paling berhasil pendidikan hanyalah mengembangkan lingkungan yang mendukung perkembangan kepribadian asli siswa yang memang mempunyai potensi ideal. Sebagian lain berpendapat sebaliknya bahwa pendidikan merupakan faktor utama pengembangan lingkungan kemana perkembangan kepribadian siswa diarahkan.
Walaupun terdapat sintesis dari kedua pandanga tersebut, namun masalah pokoknya tetap berada diantara kedua faktor, yaitu bawaan dan lingkungan. Tanpa harus mementingkan salah satu dari kedua faktor tersebut adalah penting bagi pendidikan dikembangkan sebagai sebuah proyeksi kemanusiaan karena pada akhirnya siswa harus mempertanggungjawabkan segala tindakanya di dalam kehidupan sosialnya. kekurang cermatan kebijakan pendidikan dalam memahami siswa sebagai manusia yang unik dan mandiri, serta harus secara pribadi mempertanggungjawabkan tindakannya, pendidikan akan berubah menjadi “Pemasungan” daya kreatif setiap individu.
Islam dan Semangat Berkarya
Seluruh agama dapat dikatakan sangat menekankan sikap disiplin, prestasi, dan jiwa karsa setiap penganutnya. Bahkan, sikap disiplin, misalnya, menjadi bagian integral dari keabsahaan ibadah-ibadah keagamaan yang pada gilirannya merupakan pilar dari agama itu sendiri. Dengan kata lain, tanpa pemenuhan disiplin yang telah ditetapkan dan hukum-hukum agama, maka ibadah yang dikerjakan setiap pemeluk agama menjadi tidak sah bahkan sia-sia. Dalam Islam, masalah disiplin, etos kerja, motivasi, dan prestasi menduduki peranan yang sangat penting.
Sebagaimana dikemukakan di atas, disiplin sangat di tekankan dalam ajaran Islam. Dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama disiplin. Hampir seluruh ibadah dalam ajaran Islam mengandung unsur pengajaran dan latihan disiplin. Begitu juga dengan disiplin spiritual yang mendidik dan melatih batin (innerself) merupakan salah satu inti dari Islam. Disiplin ruhani ini membebaskan manusia dari penghambaan kepada dirinya sendiri yang bersumber dari hawa nafsu yang cenderung tidak terkendalikan terhadap godaan kehidupan manusia. Sebaliknya, ia menamakan dalam dirinya hasrat dan cinta hanya kepada Tuhannya. Sebagaimana firman Alloh SWT dalam al-Quran [6]: 162, “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, dan matiku hanya untuk Alloh Tuhan semesta alam”.
S elanjutnya adalah disiplin moral. Konsep Islam tentang moralitas berdasarkan pada konsep tauhid. Dalam konsepsi dan ajaran tauhid, Alloh Yang Mahatunggal adalah Pencipta, Tuhan sekalian alam. Tuhan adalah sumber sekaligus tujuan kehidupan karena prinsip moral Islam berdasarkan pada wahyu Alloh, maka mereka bersifat permanen. Oleh karena itu, Islam memilikik standar moralitas dengan karekternya yang khas. Islam tidak hanya mengajarkan ukuran moral, tetapi juga memberikan kesempatan kepada potensi yang dimiliki manusia untuk itu menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Potensi yang dimiliki manusia, yang dapat membantunya dalam memahami dan membenarkan norma moral Islam yang bersumbar dari wahyu Alloh itu termasuk akal dan kalbu (hati nurani).
Islam juga memberikan perhatian dan penekanan yang kuat kepada etos kerja (work ethics). Bahkan, dapat dikatakan Islam adalah agama yang menjunjung tinggi semangat bekerja keras. Dalam Islam setiap manusia di berikan kebebasan berusaha dan bekerja untuk kepentingan hidupnya dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, disamping menekankan hak dan kebebasan individ, Islam juga sangat menjunjung tinggi semangat kebersamaan (jamaah). Inilah kelebihan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam.
kekuatan Pemuda: Kesediaan untuk Belajar
Pemuda adalah aset bangsa yang tidak tergantikan. Keberadaannya indikasinya adanya penerus terhadap keberlangsungan kehidupan selanjutnya. Akan tetapi, apakah semua pemuda dapat di jadikan tumpuan dalam mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan rakyat dan bangsa? Tentu kita akan menjawab tidak sebab ada juga pemuda yang justru menjadi duri dalam daging perjuangan menegakkan keadilan dan kedamaian.
Untuk menemukan pemuda yang bisa diandalkan, elemen yang bisa digunakan adalah melalui media pendidikan. Melalui pendidikan yang benar akan lahir generasi muda yan bisa menjadi pahlawan bagi rakyat dan bangsanya dikemudian hari. Akan tetapi, yang diperlukan oleh seorang pemuda adalah kemauan untuk terus bel;ajar dan berkarya, bukan hanya menunggu, bersikap pasif, dan berkhayal. Pemuda Islam yang berjiwa besar tidak pernah mempersoalkan secara berlebihan masalah peluang sejarah. Bagi mereka, kematangan pribadi adalah seperti modal dalam investasi. Seperti apapun baiknya peluang, hal itu tidak akan berguna kalau tidak memiliki modal. Peluang sejarah adalah ledakan keharmonisan dari kematangan yang terabaika. Seperti keharmonisan antara pedang dan keberanian dalam medan perang, antara kecerdasan dan pendidikan formal dalam dunia ilmu pengetahuan. Akan tetapi, jika kita harus memilih salah satunya, maka yang harus kita pilih adalah keberanian tanpa pedang dalam perang, atau kecerdasan tanpa pendidikan formal dalam wilayah ilmu.
Kesadaran semacam ini mempunyai dampak karakter yang sangat mendasar. Inilah yang harus dilakukan oleh generasi muda Islam. Komitmen mereka untuk meniti jalan terjal perjuangan membebaskan manusia dari keterbelakangan adalah syarat untuk menjadi seorang pahlawan. Oleh karena itu pahlawan mukmin sejati bukanlah pemimpi disidang bolong atau orang brerdosa dalam kebohongan dan ketidak berdayaan. Mereka adalah petani yang berdoa ditengah sawah, pedagang yang berdoa di pasar, petarung yang berdoa ditengah pecamuk perang. Sekali-sekali mereka menatap langit untuk menyegarkan ingatan pada misi mereka. Mereka menyeka keringat dan bekerja kembali.
Peran Pemuda dalam Mewujudkan Pendidikan Islam yang Revolusioner
Tantangan adalah stimulan kehidupan yang disediakan Alloh untuk merangsang munculnya semangat perubahan sekaligus nurani kepahlawanan dalam diri manusia. Orang-orang yang tidak memiliki nurani akan melihat tantangan sebagai beban berat, mereka menghindarinya dan dengan sukarela menerima posisi kehidupan yang tidak terhormat. bagi orang yang mempunyai nurani kepahlawanan akan mengatakan kepada tantangan tersebut: Ini untuk ku.
Pemuda Islam akan selalu berjuang untuk menjadikan tantangan sebagi motifasi demi kesejahteraan umat manusia. Dalam beragama mereka tidak memahaminya sebagai ritual belaka, melainkan sebuah kerja, sebuah aksi nyata. Tidak sedikit yang memahami agama merupakan ritual belaka, para digma harus segera di ubah karena agama tidak seperti itu. Abdul Malik Utsman dari CRSe (community for Religion and Social Engineering) Yogyakart, mengutip gagasan John D. Caputo, seorang intelektual yang berusaha memaknai agama dan kereligiusan dengan cara yang baru. Menurutnya, agama adalah cinta-kasih, dan kebijakan merupakan hal inti yang niscaya ada dalam agama sehingga seorang yang religius adalah orang yang memiliki sekaligus mengamalkan sikap ini. Korupsi, illegal logging, penjualan manusia, menaikan harga BBM, disaat banyak karya kecil terhimpit banyak kesusahan, merupakan beberapa ciri tidak adanya cinta-kasih dan kebajikan.
Moral Force atu gerakan moral cenderung jalan di tempat dan kurang greget karena gerakan ini hamnya berkutap pada permasalahan yang normatif. Dengan demikian, untuk menambah daya gedornya adalh dengan membingkai gerakan moral dan gerakan spiritual atau spiritual force menjadi satu kesatuan yang padu. Agama juga bukan dogma, lembaga, dan heararki kepemimpinan yang terkesan formal dan kaku. Agama adalah formasi antara saleh indifidu dan saleh sosial. Formulasi dua sikap ini akan mengejawantah dan menjadikan para pemeluk agama berpandangan sufistik-transformatif, yang tercermin dalam perilakunya sehari-hari.
ketika agama hanya diprediksikan denganketaatan ritual-simbolis saja, implikasinya adalah moral, mental, dan jiwa pemeluk agama akan beku dan kering. Agama harus di pahami dengan segala bentuk keuniversalannya dan nilai yang dikandungnya. Manakala pemahaman terhadap agama seperti ini, jiwa kemanisiaan pemeluknya akan berusaha memahami ajaran agamanya dan mengaktualisasikan dalam alam nyata. Mereka tidak hanya mempraktikan ketaatan ritualistik, tetapi juga bersemangat untuk melakukan transformasi kebaikan dalam kehidupannya.
Perlu diketahui bahwa berbagai konflik yang terjadi akhir-akhir ini, bukanlah karena faktor doktrinal melainkan problem yang bersifat praksis, yaitu problem kemanusiaan, seperti konflik sosial, kekuasaan, kemiskinan, ketidak adilan, perlakuan yang otoriter, pengekangan, dan diskriminasi. Pada konteks inni, gerakan moral saja tidak cukup sehingga diperlukan gerakan spiritual. Oleh karena itu, berbagai sikap di atas seoalh sudah menjadi kebiasaan dan menjadi idiologi kebanyakan masyarakat di negeri ini, baik yang dilakukan oleh rakyat, ataupun yang dilakukan oleh mereka yang mempunyai kekuasaan.
Agama merupakan pranata untuk menyempurnakan kemanusiaan manusia, dan pada waktu yang bersamaan berfungsi untuk mengangkat harkat dan derajat manusia. Dengan demikian, pemahaman yang komperhensif terhadap agama akan mampu membangun moral force yang tangguh dan compatible, sebagai salah satu syarat membangun bangsa yang telah sekian lama di himpit dan terjerumus dalam kemunduran.
Untuk membangun bangsa menuju kepada kemajuan dan kejayaan, tidak hanya menitik beratkan pada pembangunan “fisik”, tetapi ada yang lebih penting untuk di bangun, yaitu pembangunan kristal nilai dan rasa yang terdapat pada wilayah yang transenden. pendekatannya menggunakan pendekatan yang berorientasi pada wilayah spiritual.
Moral force selama ini cenderung bergumel pada tataran wacana sehingga kekerasan erosentrisme-imperialistik mulai mendapatkan tempatnya, meski dengan merambat namun pasti. Salah satu alat pencegahan kekerasan tersebut adalah dengan pemahaman yang serta pengamalan terhadap ajaran agama. Formulasi tersebut akan menjadikan agama sebagai barometer dalam berperilaku dan menjelma menjadi kearifan intertekstual. Hal ini menjadikan para pemeluk agama mampu mengeksplorasi makna transformatif dan universal yang terkandung dalam agama sebagai pijakan tidak dalam menjalani kehidupan dinegara dengan multi-etnis, multi-agama, dan multi-kepentingan ini. kemudian, kita pun menjadi salah satu aktor penting kemajuan negara ini, menjadi negara yang beradab, damai, dan berbudaya.
Dengan peradigma seperti ini, kita (pemuda) akan bisa berperan aktif dalam menyusun kerangka terbaik untuk dunia pendidikan Islam di negara ini, yang selama ini belum mampu mengentaskan rakyat dari tabir keterbelakangan pemuda seperti ini akan mampu melakukan revormasi dan menciptakan formulasi baru terhadap pendidikan Islam, dan menjadikannya sebagai jalan merengkuh pencerahan hidup dan kehidupan.

PERAN PEMUDA DALAM PENDIDIKAN

Tujuan dari pendidikan Indonesia termuat jelas dalam konstitusi. Lalu sudah sejauh mana upaya untuk memenuhi tujuan itu? Apakah bangsa ini sudah menyadari bahwa pendidikan merupakan proses terpenting untuk meningkatkan SDM di suatu Negara demi kemajuan negara itu disela bidang?

Di usia yang lebih dari 62 tahun merdeka, ternyata pendidikan kita masih memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari antara lain belum terpenuhinya angggran pendidikan yang diamanatkan oleh konstitusi sebesar 20%, banyaknya sekolah-sekolah yang kondisinya sudah tidak layak, masih ada guru yang kualitasnya rendah, kontroversi UAN yang sampai sekarang masih belum selesai, dan yang masih hangat dibicarakan sekarang adalah beberapa Universitas terkemuka di Indonesia menolak masuk dalam perhimpunan SPMB, sistem pendidikan Indonesia yang kapitalistik, dan masih banyak lagi.

Untuk sekarang penulis tidak akan membahas satu persatu permsalahan di atas. Namun di sini akan lebih terfokus mengenai bagaimana peran generasi muda terhadap masyarakat dalam dunia pendidikan. Dengan membidik permasalahan-permasalahan yang ada di dunia pendidikan tersebut. Namun, sebelum itu tentu harus dipahami terlebih dahulu siapa pemuda itu? Apa yang membedakannya dari yang lain sehingga dia cukup mendapatkan tempat yang khusus di masyarakat.

Siapa Generasi muda?

Generasi Muda adalah kata yang mempunyai banyak pengertian, namun dari pengertian-pengertian generasi muda mengarah pada satu maksud yaitu kumpulan orang-orang yang masih memunyai jiwa, semangat, dan ide yang masih segar dan dapat menjadikan Negara ini lebih baik, orang-orang yang mempunyai pemikiran yang visioner.

Bahkan revolusi suatu bangsa itu biasanya didobrak oleh generasi mudanya. Terlepas dari apakah pemuda itu perlu digolongkan berdasarkan umur atau tidak. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Mentri Pemuda dan Olah raga Adiaksa Daud bahwa nanti akan ada pengaturan pemuda itu berdasarkan umur atau semangat.

Pelopor yang melakukan langkah-langkah konkret bagi perubahan bangsa kearah yang lebih baik dan kepekaan terhadap realita social yang ada di masyarakat, memang menjadi ciri utama yang melekat pada pemuda.

Di setiap bangsa, peran pemuda ternyata tidak sedikit. Pemuda menorehkan sejarah penting bagi negeri tersebut. Sebagai contoh gerakan-gerakan mahasiswa di Indonesia yang pernah terjadi sejak pra kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi. Yang mampu menumbangkan rezim besar seperti Soekarno dan Soeharto, semua itu diawali dari ide-ide segar dan semangat juang dari kaum muda yaitu mahasiswa. Selain itu revolusi kuba yang dipelopori oleh Che Guevara juga dari seorang pemuda.

Melihat contoh di atas dapat dilihat betapa besarnya pengaruh generasi muda itu bagi perubahan suatu bengsa. Bahkan nasib bangsa ini diletakkan di bahu generasi mudanya. Seperti yang dikatakan seorang anak muda bernama Soe Hok Gie bahwa sudah saatnya generasi muda bergerak dan melakukan perlawanan terhadap kaum-kaum tua yang memimpin negeri ini yang tidak berpihak kepada rakyat.

Lalu pertanyaannya sekarang apa yang bisa dilakukan generasi muda terhadap masyarakat dalam bidang pendidikan?
Jangan sampai julukan pemuda hanya dianggap suatu fase rutinan saja dalam kehidupan manusia. Fase itu pasti datang, tapi bagaimana menjadikan fase tersebut bermakna dan berguna bagi perubahan bangsa ini kearah yang lebih baik.

Ini dia peran pemuda dalam Ppndidikan.,.,.

Setelah mengetahui siapa generasi muda dan bagaimana pengaruhnya dalam perubahan suatu bangsa, serta mengetahui permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan kita maka seharusnyalah pemuda ikut andil dalam perubahan bangsa ini dalam hal pendidikan. Haruslah pemuda menjadi garda terdepan yang memperjuangkan hak rakyat untuk memperoleh pendidikan, seperti diamatkan oleh UUD 1945 pasal 31.

Dalam salah satu artikel yang ditulis oleh H. Abd. Hamid Wahid M.Ag moralitas pemuda menyongsong millennium ketiga, ia menuliskan kalau kata kunci dalam menghadapi millenium kedepan mau tidak mau adalah peningkatan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah global.
Dan peran dari pemuda untuk mempelopori persiapan dalam hal peningkatan kualitas SDM ini sangat dibuthkan dan peningkatan kualitas SDM tentu saja tidak bisa lepas dari peningkatan kualitas pendidikan.

Pemuda yang notabenenya sebagai pelopor harus memberikan kontribusi yang konkret terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pemuda harus menjadi garda terdepan dalam mendobrak setiap kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Pemuda harus bisa menjadi pressure groups terhadap pemerintah. Advokasikan kepada pemerintah gagasan-gagasan yang sekiranya dapat menjadikan pendidikan di Negara ini lebih baik.

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menyampaikan gagasan-gagasan tersebut, antara lain melalui perwakilan kita yang ada di DPR, mengikuti seminar-seminar, diskusi-diskusi, dan masih banyak lagi.

Ada langkah konkret yang dapat dilakukan antara lain, membangun sekolah alternatif. Sekolah alternatif sebagai lembaga alternatif untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat, tetapi berbeda dengan sekolah formal yang ada. Dan berdasarkan pengakuan dari siswa-siswa yang masuk sekolah alternatif, mereka justru lebih senang dan merasa sekolah alternatif lebih memberikan banyak manfaat ketimbang sekolah formal. Dan biasanya sekolah-sekolah alternatif ini didirikan latar belakangnya dari mahalnya biaya pendidikan di Indonesia.

Penulis ingat beberapa teman yang terlibat aktif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan Indonesia dengan membangun sekolah alternatif. Seperti teman-teman di daerah Garut yang membangun sekolah alternatif di daerah yang cukup terpencil yaitu kampung Danoo, kira-kira satu jam perjalanan dari pusat kota Garut. Di sana mereka membangun sekolah alternatif untuk membantu anak-anak yang tidak mampu atau putus sekolah.

Selain itu ada kawan-kawan mahasiswa yang juga menjadi pengajar di sekolah alternatif yang bernama Taboo yang ada di daerah Dago Pojok Kota Bandung. Yang bergerak untuk membantu anak-anak dalam belajar setelah mereka sekolah serta mengembangkan potensi-potensi anak yang tidak sempat dikembangkan ketika anak disekolah karena padatnya materi teoritis yang harus dijejali kepada anak.
Tidak hanya itu, pemuda juga dapat berjuang melalui tulisan. Sebagai contoh, mahasiswa yang aktif dalam media kampus sering kali menulis dan mengangkat tema mengenai bagaimana pendidikan di Indonesia. Hal ini tidak lain dimaksudkan agar mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah sadar bagaimana sebenarnya kondisi pendidikan di Negeri ini. Dengan senjata media, pemuda juga dapat menyadarkan masyarakat bagaimana sebenarnya kondisi pendidikan Indonesia saat ini, karena terkait dengan fungsi dari media.

Ada juga pemuda yang arah gerakannya lebih kepada turun langsung ke jalanan. Aksi menuntut pemuerintah lebih memperhatikan nasib pendidikan di Negeri ini. Bagaimanapun metode aksinya yang penting dapat aspirasi masyarakat
Dapat disampaikan kepada pemerintah dengan harapan keadaan pendidikan dapat berubah kearah lebih baik.

Selain itu pemuda juga bisa bergerak melalui jalan advokasi kepada masyarakat secara langsung. Artinya pemuda turun langsung masuk ke sektor masayarakat secara langsung dan memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Contoh-contoh di atas hanya beberapa dari arah atau sumbangsih pemuda terhadap upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Apa pun arah dan cara yang dilakukan generasi muda ini, sedikit atau banyak, cepat atau lambat pasti akan dapat berguna bagi negeri ini terutama dalam hal pendidikannya.

Di tengah krisis yang melanda negeri ini tentunya SDM-SDM yang berkualitas sangat dibutuhkan. Dan peningkatan kualitas SDM ini hanya dapat ditempuh melalui pendidikan yang berkualitas pula. Ketika negara tidak mampu memenuhi hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan yang layak, pemuda harus bergerak.

Rabu, 01 Februari 2012

MATERI Kls X
Semester 1

KOMPUTER
Komputer  adalah seperangkat alat digital untuk memproses data baik dalam bentuk teks,fisual atau audio.Sejarah Komputer :
     Komputer generasi awal       : Mainfram (1980)
     Komputer generasi kedua     : Work Station
     Komputer ketiga                   : Komputer mini / mini comp
     Komputer keempat               : Komputer PC(Personal Komputer)

  CPU               (CD/DVD,R-RW,Disket,Hard Disk,Card Reader,Motherboard)   
  Monitor          (LCD/Screen proyektor)       
  PC                  Mouse-Keyboard-Speaker aktif
    Isi dari Motherboard :
•    Processor
•    VGA Card
•    Sound Card
•    I/O
•    Power Supply
•    Port USB

BOOTING

Booting        :proses mengalirkan arus listrik ke dalam semua komponen yang ada dalam komputer.

  Bagian-Bagian Booting :
•    Hard Ware   
•    Soft Ware
•    Brain Ware


MACAM-MACAM JARINGAN KOMPUTER

         Hubungan antara komputer akan membentuk jaringan yang dihubungkan melalui kabel.Saat ini ada banyak jenis jaringan yang digunakan oleh masyarakat,seperti CAN(Controler Area Network),LAN(Local Area Network),WAN(Wide Area Network),MAN(Metropolitan Area Network),PAN(Personal Area Network),dan jaringan internet.

   Paket Program Komputer
a)    Proram pengolah kata (Mr.Word,Word Pad,Word Perfec)
b)     Proram pengolah angka (Ms.Exel,Lotus 123)
c)    Proram presentasi (Ms.Power Point,Macromedia frechand)
d)    Program pengolah data (Ms.Acces)
e)    Program pembuatan game (Multimedia,gravis,Gladiator,Deadly Dozen)
f)    Program pengolah gambar (Corel Draw,Photo Shop)
g)    Program multimedia (Windows media player,Winamp,Power DVD)
h)    Program browsing (Opera,Mozila,Link,Windows internet Explorer)

Semester 2MS.WORD
   Ligkungan Kerja M.WORD:
1.    Menubar           (file,edit,insert,view,format,table,windows,tools,help)
2.    Standarbar        (untuk menyimpan data)
3.    Formating Bar   (untuk mengatur ukuran)
4.    Toolbar               (Drawing,picture,merge,form)

 Fasilitas Menu Insert
 Clip Art
 Authoshop
 Chart(grafik)

MATERI kls XI
                                                      Semester 1
INTERNET
Internet adalah jaringan komputer yang luas dan besar yang mendunia.
    Cara Mengakses Internet
-    Aktifkan wi-fi pada laptop/ponsel
-    Perangkat wi-fi akan mencari jaringan
-    Setelah jaringan ditemukan,silahkan log in dan internet dapat digunakan
   Fasilitas yang ada dalam Internet:
-    E-mail
-    Forum diskusi
-    Blog
-    Mailing list
-    WWW
   Sofware untuk Web Browser:
-    Opera
-    Internet Exsplorer
-    Mozilla Firefox
-    Safari
    Peralatan untuk Mengakses Internet:
a.    Perangkat Keras
-    Komputer
-    Modem
-    Kabel UTP
-    Kabel RJ 45
-    Switch
-    Router
b.     Perangkat Lunak
-    Sistem Operasi
-    Web Browser
   Beberapa contoh Domain Name:
-    net        : penyedia jasa koneksiminternet
-    edu/ac        :lembaga pendidikan
-    co,com        :perusahaan komersial
-    or,org        :organisasi non profit atau yayasan
-    mil        :lembaga kemiliteran

Semester 2
EXCEL (Pengolah Angka)

Title bar            :  untuk menunjukkan wobset yang sedang aktif
Ribbon              : tempat untuk meletakkan tombol-tombol yang sering digunakan
Name Box         :  untuk menunjukkan sel yang aktif
M.Offis Botton   : untuk pengelolaan dokumen
Alignment           : untuk perataan
Page Set up        : untuk mengatur kertas yang mau diprint
Print Area           : memilih bagian data yang mau diprint
Formula              : untuk memasukkan rumus-rumus di Excel

    Data-Data yang Bisa digunakan Exel:
-    Angka
-    Karakter
-    Simbol

    Membuat Grafik

Blok- Insert- pilih Chart- next – finish
    Menampilkan nilai Pasti
Klik kanan grafik – pilih Chart Options – Data Lebels – Value – Ok.
   Rumus STATISTIK
=MIN     (data diblok semua)    - enter : untuk mencari data terendah
=MAX     ( data diblok semua)     - enter : untuk mencari data terbesar
=AVERAGE     ( diblok semua)    - enter : untuk nilai rata-rata

MATERI Kls XII
Semester 1


DESAIN GRAFIS
          Desain Grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi.Desain grafis umumnya diterapkan dalam dunia periklanan,packaging,perfilman,dan lain-lain.

    Dasar-Dasar Desain Grafis:
-    Tipe image
-    Mode image
-    Resolusi.

   Desain Grafis memiliki 2 tipe image:

1.Mengenal Pengertian Grafis Berbasis Vektor dan Bitmap

a)    Tipe Bitmap : Merupakan image yang terbentuk dari titik-titik warna/pixel.
b)    Tipe Vektor : Suatu vektor yang tidak tergantung pada resolusinya.

 2.Mengenal Kategori dan Aplikasi Pengolah Grafis

    Beberapa katagori desain grafis:

-    Printing
-    Web desain
-    Film
-    Identifikasi
-    Desain produk

    Beberapa aplikasi desain grafis:
-    Aplikasi pengolah tata letak(layout)
-    Aplikasi pengolah vektor/garis
-    Aplikasi pengolah pixel/gambar
-    Aplikasi pengolah film/video
-    Aplikasi pengolah multimedia

PROGRAM APLIKASI ADOBE PHOTOSHOP

         Adobe Photoshop adalah program yang diajukan untuk memberi kemudahan bagi para editor gambar untuk berkarya secara lebih profisional.Adobe photoshop mempunyai tiga mode warna yang digunakan,yaitu RBG,CMYK,dan indek color.Layar komputer atau monitor mempunyai elemen pembentukan warna Red,Green dan Blue (RBG),sedangkan warna yang dihasilkan oleh media cetak mempunyai empat kali proses pewarnaan,yaitu Cyan,Magenta,Yellow,dan Black (CMYK).
    Kelebihan dan Kemampuan Adobe Photoshop
Adobe Photoshop merupakan program image editing(pengeditan citra).Program image editing adalah program yang digunakan untuk mengolah gambar bitmap hasil dari kamera digital,gambar atau foto dari hasil scanner,atau gambar lainnya.Keuntungan program-program pengolah grafis berbasis bitmap adalah mengolah objek bitmap dengan efek-efek khusus agar lebih menarik.
•    Cara Membuka Program Aplikasi Photoshop:
1.    Nyalakan komputer Anda,tunggu sampai komputer menampilkan area kerja(desktop)
2.    Klik tombol Start yang ada di taskbar
3.    Pilih All Programs “Adobe Photoshop”
4.    Kemudian tunggu sampai jendela kerja program aplikasi Photoshop ditampilkan.
•    Elemen Dasar Jendela Kerja Adobe Photoshop
Toolbars: Fasilitas untuk menggambar/mengedit gambar.
1.    Pallets    : Fasilitas untuk merubah warna,brushes,layer.
a)    Palet Navigator berfungsi untuk mengatur tampilan monitor.
b)    Palet Options menyimpan pilihan dari tool yang sedang aktif.
c)    Palet Info berfungsi sebagai densitometer digital.
d)    Palet Brushes menyimpan bentuk dan ukuran brush.
e)    Palet Swatches adalah tempat untuk menyimpan palet warna.
f)    Palet Color berguna untuk mencampur warna.
g)    Palet Actions menyimpan kumpulan perintah untuk otomatisasi.
h)    Palet Phat menyimpan phat yang berguna untuk membuat seleksi.
i)    Palet History menyimpan seluruh langkah yang dilakukan.
j)    Palet Channels menyimpan komponen warna dan seleksi dan gambar.
k)    Palet Layers menyimpan layer-layer gambar
2.    Image     : Lokasi di mana gambar ditampilkan.
•    Tool pada Adobe Photoshop
1.    Marguee Tool    : untuk memilih suatu area pada gambar/image.
2.    Crop Tool            : untuk mengambil area yang telah dipilih dan menghapus semua        area yang tidak dipilih.
3.    Move Tool          : untuk memindahkan isi seleksi atau layer.
4.    Lasso Tool            : untuk membuat seleksi-seleksi.
5.    Magic Wand Tool    : untuk membuat seleksi berdasarkan tingkat kesamaan warna atau toleransi warna tertentu.


PRESENTASI

Presentasi itu merupakan hal penting yang sering dilakukan oleh banyak orang karena presentasi adalah salah satu jenis komunikasi antara pembicara dan pendengar.
•    Beberapa Fasilitas dalam Presentasi
1.    Fasilitas Wizard    : untuk membuat presentasi secara mudah dan bertahap.
a.    Pick a Look Wizard, berguna untuk mendisai tampilan presentasi
b.    Auto Content Wizard, digunakan untuk membantu kita dalam menuangkan gagasan mengenai apa yang akan Anda presentasikan nantinya.
2.    Menu Shortcut, yaitu menu yang muncul jika kita memilih suatu objek,kemudian mengeklik tombol mouse kanan.
3.    Fasilitas Autc Layouts, yaitu fasilitas untuk membuat slide,sehingga kita tidak perlu lagi mengatur layout slide kita.
4.    C    lip Art Gallery, yaitu fasilitas yang digunakan untung menampung seluruh clipart.
5.    Cue Card, yaitu tuntunan langkah demi langkah tentang cara-cara melakukan tugas-tugas dalam PowerPoint.
•    Langkah-Langkah menjalankan Program Microsoft PowerPoint
1.    Arahkan penunjuk mouse  start
2.    Dari start menu,Pilih Programs,kemudian pilih Microsoft PowerPoint
3.    Jendela PowerPoint akan menampilkan kotak dialog Takspane PowerPoint yang memuat rencana awal dari sebuah desain presentasi.



Pengenalan Grafis Berbasis Vektor dan Berbasis BitmapThis is a featured page

1.1 Program Aplikasi Pembuat Grafis

Pengenalan Grafis Berbasis Vektor dan Berbasis Bitmap - TIK SMAN 12 Jakarta TimurPada pembuatan media Informasi digital seperti halnya website, eksistensi grafis sudah menjadi suatu kebutuhan. Bahkan, sudah menjadi hal yang konvensional jika suatu website hanya terdapat grafis tanpa adanya animasi, baik animasi berbasis grafis maupun berbasis suara. Tidak dapat di pungkiri lagi, grafis yang menjadi tolak ukur kualitas suatu program aplikasi atau website. Hal tersebut menimbulkan perang urat syaraf antar produsen software, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang design grafis, sehingga bermunculan software-software berbasis grafis dengan fitur-fitur (fasilitas) yang canggih, mudah dalam pengoperasian, menarik, dan compatible.A. Pengertian Grafis Berbasis Vektor dan Grafis Berbasis Bitmap
Grafis adalah gambar yang tersusun dari koordinat-koordinat. Dengan demikian sumber gambar yang muncul pada layar monitor komputer terdiri atas titik-titik yang mempunyai nilai koordinat. Layar Monitor berfungsi sebgai sumbu koordinat x dan y.

Pada desain grafis, desain dibagi menjadi 2 kelompok yakni desain bitmap dan vektor. Grafis desain bitmap dibentukPengenalan Grafis Berbasis Vektor dan Berbasis Bitmap - TIK SMAN 12 Jakarta Timur dengan raster/pixel/dot/titik/point koordinat. Semakin banyak jumlah titik yang membentuk suatu grafis bitmap berarti semakin tinggi tingkat kerapatannya. Hal ini menyebabkan semakin halus citra grafis, tetapi kapasitas filenya semakin besar.

Ketajaman warna dan detail gambar pada tampilan bitmap bergantung pada banyaknya pixel warna atau resolusi yang membentuk gambar tersebut. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan monitor dan VGA ( Video Graphic Adapter ) yang digunakan. Jika gambar tampilan bitmap berresolusi tinggi di tampilkan pada monitor yang berresolusi rendah akan mengakibatkan gambar terlihat kasar , bahkan terlihat kabur berbentuk kotak-kotak ( juggy ) jika dilakukan pembesaran gambar. Satuan untuk ukuran grafis jenis bitmap ini adalah dpi ( dot per inch ) yang berarti banyaknya titik dalam satu inci. Untuk lebih memahami grafis jenis bitmap .

Beberapa grafis bitmap dapat Anda temui di file komputer, yakni file komputer yang berekstensi : .bmp, .jpg, .tif, .gif, dan .pcx. Grafis ini biasa digunakan untuk kepentingan foto-foto digital.

Program aplikasi grafis yang berbasis bitmap, antara lain : Adobe Photoshop, Corel Photopaint, Microsoft Photo Editor dan Macromedia Fireworks. Semua program tersebut menawarkan kemudahan dan kelengkapan fiturnya.

Pengenalan Grafis Berbasis Vektor dan Berbasis Bitmap - TIK SMAN 12 Jakarta TimurSelain grafis jenis bitmap, ada grafis jenis vektor yang merupakan perkembangan dari sistem grafis bitmap (digital). Grafis ini tidak tergantung pada banyaknya pixel penyusunnya dan kondisi monitor karena tampilan vektor tersusun atas garis-garis. Tampilan akan terlihat jelas meskipun dilakukan pembesaran (zooming).

Penggunaan titik-titik koordinat dan rumus-rumus tertentu dapat menciptakan bermacam-macam bentuk grafis, seperti lingkaran, segitiga, bujur sangkar dan poligon. Dengan demikian , pemakaian grafis vektor akan lebih irit dari segi volume file, tetapi dari segi pemakaian prosessor akan memakan banyak memori.

Program aplikasi grafis yang berbasis vektor antara lain : CorelDraw , Macromedia Free hand, Adobe Illustrator dan Micrografx Designer.


Perbedaan Grafis Vektor dan Grafis Bitmap
VektorBitmap
1. Gambar tetap jelas ketika di perbesar1. Gambar kurang jelas ketika di perbesar
2. Tersusun oleh garis dan kurva2. Tersusun atas titik-titik/dot
3. Ukuran File yang dihasilkan kecil3. Ukuran File yang dihasilkan besar
4. Kualitas grafis tidak bergantung dari banyaknya pixel4. Kualitas grafis bergantung dari banyaknya pixel